Jumat, 19 November 2010

Kimono

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Kimono berasal dari kata "ki" yang berarti pakai dan "mono" berarti barang. Jadi, kimono mempunyai arti sebagai baju atau sesuatu yang dikenakan.

Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T". Seperti mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zori atau geta.

Biasanya, kimono dipakai ketika acara istimewa terutama pada wanita. Dan terdapat baragam macam kimono untuk macam-macam acara.


Kimono wanita

Pemilihan jenis kimono yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai simbolisme dan isyarat terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono. Tingkat formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai dari kimono paling formal hingga kimono santai.

1. Kurotomesode

Dipakai oleh: kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam).
Guna: Untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.







2. Irotomesode
Arti: Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna).
Dipakai oleh: wanita dewasa yang sudah/belum menikah.
Guna: Untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar.



3. Furisode
Dipakai oleh: kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah.
Ciri khas: bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah.
Guna: untuk menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode.





4. Homongi
Arti: baju untuk berkunjung (kimono formal).
Dipakai oleh: untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah.
Ciri khas: motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang.
Guna: dipakai ketika menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.




5. Iromuji
Arti: kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon).








6. Tsukesage
Arti: kimono semiformal.
Dipakai oleh: wanita yang sudah atau belum menikah.
Guna: untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.






7. Komon
Arti: kimono santai
Dipakai oleh: wanita yang sudah atau belum menikah.
Ciri khas: motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang.
Guna: untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.




8. Tsumugi
Arti: kimono santai.
Dipakai oleh: wanita yang sudah atau belum menikah.
Guna: untuk dikenakan sehari-hari di rumah. Tetapi, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan.





9. Yukata
Arti: kimono santai
Guna: untuk kesempatan santai di musim panas.







Kimono Pria

1. Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori
Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.




2. Kimono santai kinagashi

Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar